Senin, 14 November 2016

Latihan daya tahan




 Latihan Daya Tahan


Dalam kehidupan modern seperti sekarang ini, orang membutuhkan latihan (olahraga) untuk menjaga kondisi fisik (kebugaran jasmani).Latihan adalah gerakan-gerakan dan kondisi fisik yang melibatkan penggunaan kelompok otot besar, seperti kelestenik, permainan dan aktivitas yang lebih formal seperti; joging, berenang, berlari dan semua aktivitas apa saja yang dapat membangkitkan tenaga dengan kegiatan yang dapat meningkatkan kerja otot. Tujuan dari latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan kemampuannya secara semaksimal mungkin. Menurut Harsono (1988 : 100) untuk mencapai hal itu bentuk latihan perlu diperhatikan dan dilatih secara sistematis yaitu :
1.           Latihan fisik Perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh sangat penting, tanpa kondisi fisik yang baik atlet.Tidak dapat mengikuti latihan-latihan dengan sempurna. Beberapa komponen kondisi fisik yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan adalah : daya tahan kardiovaskular, daya tahan kekuatan, kekuatan otot (strength), kelentukan (flexibility), kecepatan, stamina, kelincahan (agility), power. Komponenkomponen tersebut adalah yang utama harus dilatih dan dikembangkan oleh atlet.
2.           Latihan teknik
Latihan teknik adalah latihan untuk memahirkan teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk mampu melakukan cabang olahraga yang dilakukan atlet. Latihan teknik adalah latihan yang khusus dimaksudkan untuk membentuk dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik atau perkembangan neuromuscular.
3.           Latihan taktik
Tujuan dari latihan taktik adalah untuk menumbuhkan perkembangan interpretive atau daya tafsir pada atlet. Teknik-teknik gerakan yang telah dikuasai dengan baik harus diterapkan dan diorganisir dalam pola-pola permainan , bentuk-bentuk dan formasi-formasi permainan, serta strategi-strategi dan taktik-taktik pertahanan dan penyerangan, sehingga berkembang menjadi satu kesatuan gerak yang sempurna.
4.           Latihan mental
Latihan mental adalah latihan-latihan yang lebih menekankan pada perkembangan kedewasaan (manuritas) atlet serta perkembangan emosional dan implusif, seperti : semangat bertanding, sikap pantang menyerah, keseimbangan emosi, sportivitas, percaya diri, dan kejujuran
Dari empat aspek tersebut pelatih harus menerapkan secara serempak. Kesalahan umum dari pelatih adalah bahwa aspek mental sering diabaikan atau kurang diperhatikan pada waktu melatih.
Pengertian Daya Tahan Anaerobik
Anaerobik berarti "tanpa oksigen", menurut Soekarman dalam Widodo dkk (2009) Daya tahan anaerobik adalah kemampuan tubuh dalam mengulangi aktivitas kerja anaerobik secara berkali-kali. Daya tahan anaerobik atau disebut stamina adalah tingkat daya tahan yang lebih tinggi derajatnya dari pada endurance, kerja stamina adalah kerja pada tingkat anaerobik, dimana suplai atau pemasukan oksigen tidak cukup meladeni kebutuhan pekerjaan yang dilakukan oleh otot. (Harsono, 1988 : 159).
Ada dua macam daya tahan anaerobik yang penting, yakni "daya tahan kecepatan (speed endurance) dan daya tahan kekuatan (strength endurance)". Mengembangkan daya tahan kecepatan membantu atlet untuk berlari dalam kecepatan (tinggi), meskipun terjadi pembentukan asam laktat. Sedangkan daya tahan kekuatan mengijinkan atlet untuk terus menerus mengeluarkan daya atau tenaga, meskipun berlangsung pembentukan asam laktat. (Widodo dkk, 2009 : 13). Aktivitas anaerobik adalah aktivitas yang tidak memerlukan bantuan oksigen. Daya tahan anaerobik didefinisikan menjadi dua yaitu:
a. daya tahan anaerobik laktik adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi beban latihan dengan intensitas maksimal dalam jangka waktu antara 10- 120 detik.
b. daya tahan anaerobik alaktik adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi beban latihan dengan intensitas maksimal dalam jangka waktu kurang dari 10 detik.
Kemampuan anaerobik adalah kecepatan maksimal dimana kerja dapat dilakukan dengan menggunakan sumber energi anaerobik. Kemampuan dan kecepatan anaerobik ditentukan oleh faktor-faktor yaitu : jenis serabut otot-distribusi serabut otot cepat dan lambat, koordinasi otot syaraf, faktor-faktor biomekanika dan kekuatan otot


Latiahan fisik yang dilakukan secara teratur dan terukur dengan dosis dan waktu yang cukup, menyebabkan perubahan fisiologis yang mengarah pada kemampuan menghasilkan energi yang lebih besar dan memperbaiki penampilan atau prestasi fisik pemain menjadi lebih baik. Menurut Fox, Edward L, Richard W Bower, Marle L dalam Adnyana (2011 : 31) mengatakan bahwa perubahan fisiologis yang terjadi akibat latihan fisik dengan sistem anaerob meliputi perubahanperubahan yang berhubungan dengan biokimia yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatnya cadangan ATP dan PC dalam otot.
2. Turunnya frekwensi detak jantung.
3. Bertambahnya volume sekuncup.
4. Kenaikan frekwensi detak jantung yang lebih kecil pada waktu latihan.
5. Pemulihan kembali frekwensi detak jantung dan desakan pada waktu istirahat berlangsung lebih cepat.

Referensi : Jurnal Kesehatan Olahraga. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar