Latihan Daya Tahan
Dalam
kehidupan modern seperti sekarang ini, orang membutuhkan latihan (olahraga)
untuk menjaga kondisi fisik (kebugaran jasmani).Latihan adalah gerakan-gerakan
dan kondisi fisik yang melibatkan penggunaan kelompok otot besar, seperti
kelestenik, permainan dan aktivitas yang lebih formal seperti; joging,
berenang, berlari dan semua aktivitas apa saja yang dapat membangkitkan tenaga
dengan kegiatan yang dapat meningkatkan kerja otot. Tujuan dari latihan adalah
untuk membantu atlet meningkatkan kemampuannya secara semaksimal mungkin.
Menurut Harsono (1988 : 100) untuk mencapai hal itu bentuk latihan perlu
diperhatikan dan dilatih secara sistematis yaitu :
1.
Latihan fisik
Perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh sangat penting, tanpa kondisi fisik
yang baik atlet.Tidak dapat mengikuti latihan-latihan dengan sempurna. Beberapa
komponen kondisi fisik yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan adalah : daya
tahan kardiovaskular, daya tahan kekuatan, kekuatan otot (strength), kelentukan
(flexibility), kecepatan, stamina, kelincahan (agility), power.
Komponenkomponen tersebut adalah yang utama harus dilatih dan dikembangkan oleh
atlet.
2.
Latihan teknik
Latihan teknik adalah latihan untuk
memahirkan teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk mampu melakukan cabang
olahraga yang dilakukan atlet. Latihan teknik adalah latihan yang khusus
dimaksudkan untuk membentuk dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik atau
perkembangan neuromuscular.
3.
Latihan taktik
Tujuan dari latihan taktik adalah untuk
menumbuhkan perkembangan interpretive atau daya tafsir pada atlet.
Teknik-teknik gerakan yang telah dikuasai dengan baik harus diterapkan dan
diorganisir dalam pola-pola permainan , bentuk-bentuk dan formasi-formasi
permainan, serta strategi-strategi dan taktik-taktik pertahanan dan
penyerangan, sehingga berkembang menjadi satu kesatuan gerak yang sempurna.
4.
Latihan mental
Latihan mental adalah latihan-latihan
yang lebih menekankan pada perkembangan kedewasaan (manuritas) atlet serta
perkembangan emosional dan implusif, seperti : semangat bertanding, sikap
pantang menyerah, keseimbangan emosi, sportivitas, percaya diri, dan kejujuran
Dari empat aspek
tersebut pelatih harus menerapkan secara serempak. Kesalahan umum dari pelatih
adalah bahwa aspek mental sering diabaikan atau kurang diperhatikan pada waktu
melatih.
Pengertian Daya Tahan
Anaerobik
Anaerobik berarti
"tanpa oksigen", menurut Soekarman dalam Widodo dkk (2009) Daya tahan
anaerobik adalah kemampuan tubuh dalam mengulangi aktivitas kerja anaerobik
secara berkali-kali. Daya tahan anaerobik atau disebut stamina adalah tingkat
daya tahan yang lebih tinggi derajatnya dari pada endurance, kerja stamina
adalah kerja pada tingkat anaerobik, dimana suplai atau pemasukan oksigen tidak
cukup meladeni kebutuhan pekerjaan yang dilakukan oleh otot. (Harsono, 1988 :
159).
Ada dua macam daya
tahan anaerobik yang penting, yakni "daya tahan kecepatan (speed
endurance) dan daya tahan kekuatan (strength endurance)". Mengembangkan
daya tahan kecepatan membantu atlet untuk berlari dalam kecepatan (tinggi),
meskipun terjadi pembentukan asam laktat. Sedangkan daya tahan kekuatan
mengijinkan atlet untuk terus menerus mengeluarkan daya atau tenaga, meskipun
berlangsung pembentukan asam laktat. (Widodo dkk, 2009 : 13). Aktivitas
anaerobik adalah aktivitas yang tidak memerlukan bantuan oksigen. Daya tahan
anaerobik didefinisikan menjadi dua yaitu:
a. daya tahan anaerobik
laktik adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi beban latihan dengan
intensitas maksimal dalam jangka waktu antara 10- 120 detik.
b. daya tahan anaerobik
alaktik adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi beban latihan dengan
intensitas maksimal dalam jangka waktu kurang dari 10 detik.
Kemampuan anaerobik
adalah kecepatan maksimal dimana kerja dapat dilakukan dengan menggunakan
sumber energi anaerobik. Kemampuan dan kecepatan anaerobik ditentukan oleh
faktor-faktor yaitu : jenis serabut otot-distribusi serabut otot cepat dan
lambat, koordinasi otot syaraf, faktor-faktor biomekanika dan kekuatan otot
Latiahan fisik yang dilakukan secara teratur dan terukur dengan dosis
dan waktu yang cukup, menyebabkan perubahan fisiologis yang mengarah pada
kemampuan menghasilkan energi yang lebih besar dan memperbaiki penampilan atau
prestasi fisik pemain menjadi lebih baik. Menurut Fox, Edward L, Richard W
Bower, Marle L dalam Adnyana (2011 : 31) mengatakan bahwa perubahan fisiologis
yang terjadi akibat latihan fisik dengan sistem anaerob meliputi
perubahanperubahan yang berhubungan dengan biokimia yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatnya cadangan ATP dan PC dalam otot.
2. Turunnya frekwensi detak jantung.
3. Bertambahnya volume sekuncup.
4. Kenaikan frekwensi detak jantung yang lebih kecil pada waktu
latihan.
5.
Pemulihan kembali frekwensi detak jantung dan desakan pada waktu istirahat
berlangsung lebih cepat.
Referensi
: Jurnal Kesehatan Olahraga. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar